Fungsi utama pelat ikan dalam sistem rel elevator adalah untuk menghubungkan dan menyelaraskan bagian rel pemandu yang berdekatan dengan aman. Pelat ikan memastikan sambungan rel lurus dan stabil, sehingga gerbong elevator dan penyeimbang dapat bergerak dengan lancar tanpa goncangan atau ketidaksejajaran. Dengan menjaga kesinambungan struktural dan mendistribusikan beban secara merata di seluruh sambungan, pelat ikan memainkan peran penting dalam pengoperasian elevator yang aman dan andal.
Istilah "pelat ikan" berasal dari istilah bahari kuno. Dalam pembuatan kapal, "ikan" adalah potongan kayu atau logam yang digunakan untuk memperkuat atau menyatukan dua bagian tiang atau spar kapal. Bentuknya sering kali menyerupai ikan-dipipihkan, memanjang, dan meruncing di bagian ujungnya-dan dari situlah nama ini berasal.
Ketika konsep ini diadaptasi untuk rel kereta api dan kemudian untuk rel pemandu elevator, istilah yang sama digunakan, karena pelat penghubung memiliki tujuan yang sama: memperkuat dan menyelaraskan dua bagian yang disambung. Meskipun bahan dan aplikasinya sudah modern, nama "pelat ikan" tetap melekat karena kemiripan fungsional dan visualnya dengan aslinya.
Orang-orang juga menyebutnyapelat sambungan,pelat penghubung(inilah yang kami katakan), danpiring irisan.
Pelat ikan padat terbuat dari satu bagian logam padat (biasanya baja) dan digunakan untuk menghubungkan rel pemandu padat. Pelat ini menawarkan kekuatan, kekakuan, dan daya tahan yang lebih tinggi, sehingga ideal untuk sistem elevator dengan beban tinggi atau berkecepatan tinggi yang membutuhkan stabilitas maksimum.
Sebaliknya, pelat ikan berongga dirancang agar sesuai dengan rel pemandu berongga, sering kali menampilkan struktur yang lebih ringan dan terkadang terbuka sebagian atau dibentuk agar sesuai dengan profil rel. Meskipun tidak sekuat yang solid, pelat ini memberikan kekuatan yang memadai untuk elevator bertingkat menengah atau residensial di mana tuntutan struktural lebih rendah.